Langsung ke konten utama

Unggulan

Puisi "Tanda Telunjuk"

 Tanda Telunjuk Menulis, bukanlah sebuah paksaan Tapi, hidup memaksa manusia mengikuti aturan Sehebat, apapun telunjuk kekuasaan tetap menunjuk Kebangkitan, dan kematian menjadi petunjuk Telunjuk-telunjuk, hiudup dalam 2 tekanan Telunjuk, penguasa dan kekuasaan Perintah, memiliki kekuatan yang bisa memaksakan Penguasa, selalu tak suka perintahnya dipatahkan Telunjuk-telunjuk, memiliki kesamaan Tetapi, beda dalam artian Perintah, telunjuk ilahi yang Disucikan Kuat, dalam perintah bagai kepercayaan Cara Baca Puisi "Tanda Telunjuk" Untuk meningkatkan sensai membaca puisi ini, coba geser tanda koma dengan aturan berikut: 1. Setiap bait memiliki baris yang dihitung dari 1 dampai empat 2. Geser tanda koma sesuai baris dimana tanda koma itu berada ke dalam nomor kata yang sama nomor baris, contoh: bila tanda koma berada di baris kedua, maka geser tanda koma ke kata nomor 2. Penulis Puisi "Tanda Telunjuk" Nama: Angga Nur Salim Dibuat pada: Rabus, 23 Juli 2025, kota Bandung,...

Puisi "Berita Lucu"

 Berita Lucu

Gambar dibuat AI
Puisi "Berita Lucu"

Hahaha hahaha hahaha
Hahah hah aduh... huhuhu
Apa kamu ingin tau apa yang lucu?
Berita negri ini, biar kuberitahu

Selayaknya pagi pada umumnya di hari sabtu
Punggung merebah disandaran kursi yang empuk
Menikmati waktu, kubuka Instagram tuk cari sesuatu
Dan aku dapat, berita negri ini yang lucu

Tak kusangka, mungkin para pendiri bangsapun tak menyangka
6 Polisi positif narkoba dihukum sholat 5 waktu
Aduuhh sungguh lucu negriku
Hahaha hahaha

Ada-ada saja gebrakan mereka
Sedikit saran bagi kalian yang sering bungkam suara
Mungkin pencabutan pangkat lebih baik bagi mereka
Agar citra kalian tak lagi jenaka

Hukum bukan stand of comedy!
Hukum bukan untuk lelucon!
Hukum dua kali para penegak hukum
Karena ini pelecehan terhadap hukum bangasa!

Isi Berita dari Puisi "Berita Lucu"

Deskripsi Puisi "Berita Lucu"

Puisi ini adalah sebuah satir sosial yang menyuarakan kekecewaan dan kemarahan penulis terhadap kondisi hukum di Indonesia. Dengan nada sinis dan sarkas, Angga menyoroti kasus enam polisi yang positif narkoba namun hanya dihukum salat lima waktu, menganggapnya sebagai lelucon yang merendahkan martabat hukum. Puisi ini secara tegas menyatakan bahwa hukum bukanlah komedi dan menuntut hukuman yang lebih tegas—bahkan penggandaan hukuman—bagi para penegak hukum yang justru melecehkan sistem peradilan bangsa.

Hasil tawa dari Puisi "Berita Lucu"

Pesan Puisi "Berita Lucu"

Puisi ini secara lugas menyampaikan kritik tajam terhadap sistem hukum di Indonesia, menyoroti inkonsistensi dan kejanggalan dalam penegakannya. Penulis menggunakan kasus polisi yang dihukum ringan sebagai simbol dari kelemahan dan potensi pelecehan terhadap hukum itu sendiri. Pesan utamanya adalah bahwa hukum harus ditegakkan secara adil dan tegas, terutama bagi para penegaknya, demi menjaga integritas dan martabat bangsa serta mencegah hukum menjadi sekadar "lelucon" di mata publik.

#KritikSosial, #SastraIndonesia, #PuisiSatir, #HukumIndonesia, #FenomenaSosial


Komentar

Postingan Populer