Langsung ke konten utama

Unggulan

Puisi "Tanda Telunjuk"

 Tanda Telunjuk Menulis, bukanlah sebuah paksaan Tapi, hidup memaksa manusia mengikuti aturan Sehebat, apapun telunjuk kekuasaan tetap menunjuk Kebangkitan, dan kematian menjadi petunjuk Telunjuk-telunjuk, hiudup dalam 2 tekanan Telunjuk, penguasa dan kekuasaan Perintah, memiliki kekuatan yang bisa memaksakan Penguasa, selalu tak suka perintahnya dipatahkan Telunjuk-telunjuk, memiliki kesamaan Tetapi, beda dalam artian Perintah, telunjuk ilahi yang Disucikan Kuat, dalam perintah bagai kepercayaan Cara Baca Puisi "Tanda Telunjuk" Untuk meningkatkan sensai membaca puisi ini, coba geser tanda koma dengan aturan berikut: 1. Setiap bait memiliki baris yang dihitung dari 1 dampai empat 2. Geser tanda koma sesuai baris dimana tanda koma itu berada ke dalam nomor kata yang sama nomor baris, contoh: bila tanda koma berada di baris kedua, maka geser tanda koma ke kata nomor 2. Penulis Puisi "Tanda Telunjuk" Nama: Angga Nur Salim Dibuat pada: Rabus, 23 Juli 2025, kota Bandung,...

Puisi "Sabar Saja Dulu"

 Sabar Saja Dulu

Bangunlah sebelum rezeki dipatuk ayam
Bangun pagi lah, tanda orang yang punya masa depan
Itu katanya, dan faktanya, itu masam
Aku sudah bangun pagi, tuk raih kesempatan

Pukul enam pagi, kusudah tuang kalimat dalam cetakan
Kompor kunyalakan semangat kukumpulkan, tapi sial
Kalimatnya gosong, rasanya ampas, dan tak layak dipublikasikan
Adonan kembali kubuat, kalimat kembali dalam cetakan

Dengan semangat yang naik turun, aku berharap kuenya akan mulus
Tak kusangka aku memasak sambil tidur
Tak kusangka kueku sudah ancur
Bangun pagi apanya? Semuanya tak berjalan lurus

Apakah aku tak layak jadi seorang koki?
Apa aku berhenti saja, menjadi seorang penulis?
Setelah kurenungi lautan tuk cari bukti
Ternyata aku belum sabar, dan ini belum selesai
Gambar dibuat AI
Puisi "Sabar Saja Dulu"

Gambaran Tempurung Puisi "Sabar Saja dulu"

Deskripsi Puisi "Sabar Saja Dulu"

Puisi "Sabar Saja Dulu" menggambarkan perjuangan seorang penulis yang berusaha keras untuk produktif di pagi hari, namun seringkali menghadapi kegagalan dan kekecewaan. Meskipun semangat untuk meraih masa depan mendorongnya bangun pagi, hasil karyanya seringkali "gosong" dan tidak layak. Penyair merenungkan apakah ia harus menyerah, tetapi akhirnya menyadari bahwa kesabaran adalah kunci, dan perjalanannya sebagai penulis belum berakhir.

Isi Tempurung Puisi "Sabar Saja Dulu"

Isi Pesan Puisi "Sabar Saja Dulu"

Pesan utama dari puisi ini adalah tentang pentingnya kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi kegagalan, terutama dalam proses kreatif. Meskipun usaha keras dan semangat tinggi seringkali tidak langsung membuahkan hasil yang diharapkan, penyair menyadari bahwa menyerah bukanlah pilihan. Sebaliknya, kesabaran menjadi kunci untuk terus berusaha dan memperbaiki diri hingga mencapai tujuan.

 #ProsesKreatif, #SelfHealing, #MotivasiDiri, #SabarItuIndah, #PerjuanganPenulis

Komentar

Postingan Populer