Hanya Batu
 |
Gambar dibuat oleh AI Puisi "Hanya Batu" |
Langit biru, matahari satu
Diam di tengah sunyi, sebuah batu
Diantara batu krikil yang gersang
Lalu membawa manusia yang bingung
Langit menjadi gelap
Burung hantu gurun terbang
Kalajengking hinggap di atas batu yang gersang
Angin malam berhembus dingin, menyerang siapa saja yang tak siap
Guyuran air datang tiba-tiba
Mengagetkan apapun yang tak siap
Batu gurun jadi lapuk dan lembap
Dan hewan tak bisa berburu mangsa
Panas menyengat kemudian datang
Mengembalikkan apa-apa menjadi gersang kembali
Mengembalikkan batu menjadi kering
Memperbolehkan hewan berburu lagi
Dari batu yang gersang kita tahu
Tak selamanya air, baik untuk semua
Karena ada gurun, yang sejak dari dulu
Jika banyak air, merusak tatanan yang sudah ada
Deskripsi dan Pesan Puisi "Hanya Batu"
Puisi "Hanya Batu" bergenre surealisme dengan sentuhan naturalisme, menggambarkan siklus alam di gurun yang keras namun seimbang, melalui personifikasi batu sebagai simbol ketahanan dan adaptasi. Puisi ini menjelaskan bagaimana kondisi ekstrem seperti panas menyengat, badai, dan kekeringan adalah bagian alami dari ekosistem gurun yang justru menjaga keseimbangan. Pesan utamanya adalah bahwa "kebaikan" itu relatif dan kontekstual; apa yang bermanfaat di satu lingkungan (misalnya, air berlimpah) bisa merusak tatanan di lingkungan lain seperti gurun, mengajarkan kita untuk memahami dan menghargai keseimbangan unik di setiap ekosistem.
Tentang Penulis dan Puisi "Hanya Batu"
Penulis: Angga Nur Salim
Dibuat pada: Senin 23 Juni 2025, kota Bandung, pukul 16:48
Genre puisi: Surealisme dan naturalisme
Baca karya lainnya di: https://keinginantulis27.blogspot.com/2025/06/puisi-menjadi-bangkai-tikus.html
Gambar dibuat oleh AI
#BatuGurun #PuisiAlam #Surealisme #Naturalisme #KeseimbanganAlam #EkosistemGurun #PuisiIndonesia #SiklusKehidupan #Ketahanan #Adaptasi
Komentar
Posting Komentar