Langsung ke konten utama

Unggulan

Puisi "Tanda Telunjuk"

 Tanda Telunjuk Menulis, bukanlah sebuah paksaan Tapi, hidup memaksa manusia mengikuti aturan Sehebat, apapun telunjuk kekuasaan tetap menunjuk Kebangkitan, dan kematian menjadi petunjuk Telunjuk-telunjuk, hiudup dalam 2 tekanan Telunjuk, penguasa dan kekuasaan Perintah, memiliki kekuatan yang bisa memaksakan Penguasa, selalu tak suka perintahnya dipatahkan Telunjuk-telunjuk, memiliki kesamaan Tetapi, beda dalam artian Perintah, telunjuk ilahi yang Disucikan Kuat, dalam perintah bagai kepercayaan Cara Baca Puisi "Tanda Telunjuk" Untuk meningkatkan sensai membaca puisi ini, coba geser tanda koma dengan aturan berikut: 1. Setiap bait memiliki baris yang dihitung dari 1 dampai empat 2. Geser tanda koma sesuai baris dimana tanda koma itu berada ke dalam nomor kata yang sama nomor baris, contoh: bila tanda koma berada di baris kedua, maka geser tanda koma ke kata nomor 2. Penulis Puisi "Tanda Telunjuk" Nama: Angga Nur Salim Dibuat pada: Rabus, 23 Juli 2025, kota Bandung,...

Puisi "Satu Ruangan Empat Perbedaan"

 Satu Ruangan Empat Perbedaan

Gambar dibuat oleh AI
Puisi "Satu Ruangan Empat Perbedaan"
Di sudut malam, dua seragam berdiri terjaga
Dalam kebutaan malam, di dua sisi mereka ada kelinci dan serigala yang berjaga
Di tengah ruangan kubus yang gelap
Ada satu kera duduk di tengah gelap yang lelap

Si epron putih menghidupi api kecil, si seragam biru kegirangan
Api kecil yang redup, lalu menggambar wajah serigala yang garang
Lalu bergeser, menggambar kelinci yang ketakutan
Lalu berlabu ke tengah, menggambar si kera yang kesenangan

Semua tau ada sumber kehidupan
Semua ingin hidup dalam ketenangan
Serigala melolong, lalu kera menjerit kegirangan
Dan kelinci melompat kesenangan

Tapi mereka si pemilik harapan
Enggan berbagi api yang kecilnya tak terkira
Si seragam sepakat, berdua saja kesulitan
Si seragam sepakat, untuk saling menjaga

Semua ingin harapan, si seragam dalam ancaman
Serigala menyerang, si seragam biru menghadap kematian
Tak punya pilihan, si putih lalu berpasrah
Api harapan, kini di tangan serigala yang serakah

Tersisa mereka yang tak punya harapan
Kera dan kelinci bergerak tuk melawan
Menyerang si serigala gagah yang angkuh
Kelinci dan kera hampir luluh, dihadapan serigala yang tangguh

Tak tergambar seperti api yang tangguh, si putih kembali bangkit
Lalu ruh si angkuh yang tangguh, kembali terbang ke langit
Tiga perbedaan yang tak sama, menciptakan harmoni yang tak terduga
Tak ada bahasa harmoni diantara mereka, hanya satu kejelasan yang ada

Satu kebutuhan, membentuk iklim perilaku yang tak terduga
Tiga perbedaan, satu kebutuhan
Harapan...
Tuk saling menjaga kehidupan

Deskripsi & Pesan Puisi  Satu Ruangan Empat Perbedaan

"Di Sudut Malam" adalah sebuah narasi puitis yang gelap namun penuh harapan, menggambarkan perjuangan untuk mempertahankan secercah "api kecil" kehidupan di tengah kegelapan dan konflik. Puisi ini merenungkan bagaimana kekuasaan, keserakahan, dan ketakutan menguji ketahanan, namun pada akhirnya, kebutuhan universal akan harapan mampu menyatukan perbedaan yang paling mencolok sekalipun. Sebuah pengingat bahwa bahkan dari situasi paling tidak terduga, kolaborasi dan tujuan bersama dapat muncul untuk menjaga kehidupan.

Penulis Puisi "Satu Ruangan Empat Perbedaan"

Penulis: Angga Nur Salim
Baca karya lainnya di: https://keinginantulis27.blogspot.com/2025/06/puisi-penjahat-beretika.html

Gambar dibuat oleh AI
 #PuisiMalam, #Simbolisme, #HarapanHidup, #MaknaDalam, #SastraIndonesia, #KaryaPuisi, #PerjuanganHidup, #PuisiKontemporer, #Literasi, #KisahSimbolik

Komentar

Postingan Populer