Seperti pintu yang tak mau dibuka, aku jatuh terus dalam lamunan
Layaknya pisau tak di asah, hati terus dalam bayangan
Bayangan yang... melalaikan
Bukannya aku tak mau... tapi seolah diri, tak punya kekuasaan
Tangan bergerak sesuai yang ada dalam benak
Tapi terkadang, benak sering terkena tipudaya
Bahkan oleh dirinya sendiri... gila
Kegilaan memiliki banyak artian, bahkan dalam sastra
Para sufi mengatakan "aku mabuk cinta pada sang pencipta"
Kalimat tadi gila, dalam persfektif yang berbeda
Itulah pikiran... terkadang aneh
Seperti yang kukatakan sebelumnya
"Terkadang kita tertipu oleh benak sendiri"
"Aku berjanji akan berbuat baik"
Tapi saat tiba waktunya, jiwa dan raga harmonik menolak
Berbagai alasan melayang di udara, demi satu tujuan...
Penolakan
Padahal tadi sudah bertekad baik, namun kenapa?
Kenapa dibatalkan?
"Ee akupun tak tahu"
Jangan jadi orang rendahan!
"Setelah dipikirkan, mungkin kamu ada benarnya juga..."
"Dan sepertinya aku, menyesal..."
"Punya kesempatan, tetapi tak digapai..."
"Lalu menyesal kemudian..."
"Lantas apa saran untukku, untuk di hari kemudian"
Belajar, membuat kesalahanpun termasuk pembelajaran
Belajar untuk berpikir berurutan, agar tak berantakan
Menanam belajar, menghasilkan kebijaksanaan
Ingat itu dan jangan sampai menuai kegagalan
"Kegagalan dalam belajar, kaku dalam penerapan"
Itulah sedikit saran, agar tak tertipu diri sendiri di masa depan
Rangka Kebingungan Puisi "Tertipu Diri Sendiri"
Deskripsi Puisi "Tertipu Diri Sendiri"
Puisi ini merangkum pergulatan batin seseorang yang merasa terperangkap dalam lamunan dan ketidakberdayaan, seolah tak memiliki kuasa atas dirinya sendiri. Meskipun ada tekad untuk berbuat baik, pikiran dan jiwa seringkali menipu, menyebabkan penolakan dan penyesalan di kemudian hari. Melalui analogi yang tajam dan refleksi yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas pikiran manusia dan pentingnya belajar dari kesalahan agar tidak terjebak dalam penyesalan yang sama di masa depan.
Tali Penolong Puisi "Tertipu Diri Sendiri"
Pesan Puisi "Tertipu Diri Sendiri"
Puisi ini menyampaikan pesan mendalam tentang pergulatan batin dan kompleksitas pikiran manusia. Seringkali, meskipun ada niat baik, kita bisa terjebak dalam penipuan diri sendiri yang mengarah pada penolakan kesempatan dan penyesalan. Namun, puisi ini menegaskan bahwa setiap kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran. Dengan berpikir teratur dan menerima setiap pengalaman sebagai guru, kita dapat menumbuhkan kebijaksanaan dan menghindari jebakan penyesalan di masa depan, menegaskan bahwa kegagalan dalam belajar akan berujung pada kekakuan dalam penerapan.
Baca karya lain di: Keinginantulis27.blogspot.com
#PuisiRefleksi, #PergulatanBatin
#RenunganDiri, #MaknaHidup, #Introspeksi, #KajianDiri, #NasihatDiri, #PikiranManusia, #SastraIndonesia, #MotivasiDiri
Komentar
Posting Komentar