Langsung ke konten utama

Unggulan

Puisi "Tanda Telunjuk"

 Tanda Telunjuk Menulis, bukanlah sebuah paksaan Tapi, hidup memaksa manusia mengikuti aturan Sehebat, apapun telunjuk kekuasaan tetap menunjuk Kebangkitan, dan kematian menjadi petunjuk Telunjuk-telunjuk, hiudup dalam 2 tekanan Telunjuk, penguasa dan kekuasaan Perintah, memiliki kekuatan yang bisa memaksakan Penguasa, selalu tak suka perintahnya dipatahkan Telunjuk-telunjuk, memiliki kesamaan Tetapi, beda dalam artian Perintah, telunjuk ilahi yang Disucikan Kuat, dalam perintah bagai kepercayaan Cara Baca Puisi "Tanda Telunjuk" Untuk meningkatkan sensai membaca puisi ini, coba geser tanda koma dengan aturan berikut: 1. Setiap bait memiliki baris yang dihitung dari 1 dampai empat 2. Geser tanda koma sesuai baris dimana tanda koma itu berada ke dalam nomor kata yang sama nomor baris, contoh: bila tanda koma berada di baris kedua, maka geser tanda koma ke kata nomor 2. Penulis Puisi "Tanda Telunjuk" Nama: Angga Nur Salim Dibuat pada: Rabus, 23 Juli 2025, kota Bandung,...

Pusi "Kota Tidur yang Berbisik"

 Kota Tidur yang Berbisik

Gambar dibuat oleh AI
Puisi "Kota Tidur yang Berbisik"
Dalam gelapnya malam, ia tersenyum
Yaitu rembulan dan bintang
Angin bernyanyi di tiap-tiap ujung penerang malam
Berbahagia atas gelap yang terang

Halte di dekat trotoar berbisik pelan
Indahnya kota malam yang bersenandung
Cucu cicit Adam berkidung, tentang malam yang terang
Malam yang sedat dan padat, membawa kebahagiaan

Terang dan gelap bersahabat dalam satu warna
Keseimbangan semraut hubungan manusia
Dalam keramaian kota yang tertidur pulas
Ada si pekerja keras dan si pemalas

Mereka tak sama, namun dalam satu warna
Keseimbangan indah yang semrawut
Si baik dan si jahat
Selalu menjadi penggerak siang dan malam, manusia

Deskripsi dan Pesan Puisi "Kota Tidur yang Berbisik"

Puisi "Kota Tidur yang Berbisik" melukiskan keindahan dan paradoks malam di perkotaan. Rembulan dan bintang menjadi saksi bisu nyanyian angin yang membawa kebahagiaan dalam kegelapan yang justru terasa terang. Halte dan trotoar seolah ikut berbisik, merayakan kesibukan malam yang ironisnya juga membawa ketenangan. Dalam keramaian yang tertidur, puisi ini menyoroti bagaimana terang dan gelap, kebaikan dan kejahatan, serta si pekerja keras dan si pemalas hidup berdampingan. Semua elemen ini membentuk sebuah keseimbangan "semrawut" yang justru menjadi esensi kehidupan kota dan manusia. Pesan utama puisi ini adalah tentang keseimbangan paradoksal dalam kehidupan. Ini menunjukkan bahwa kegelapan dan terang, kebaikan dan kejahatan, serta perbedaan status atau sifat manusia, pada akhirnya saling melengkapi dan menciptakan harmoni yang unik. Bahkan dalam chaos sekalipun, ada sebuah tatanan yang indah. Puisi ini mengajak pembaca untuk melihat keindahan dalam kontras dan menerima dualitas yang melekat pada eksistensi manusia dan lingkungan sekitarnya.

Tentang Penulis Puisi "Kota Tidur yang Berbisik" dan Karya Puisi lainnya

Penulis: Angga Nur Salim
Puisi dibuat pada: 18 Juni 2025
Baca karya lainnya di: https://keinginantulis27.blogspot.com/2025/06/puisi-cerita-tentang-racun-etikac.html
 
Gambar dibuat oleh AI
#KotaTidurYangBerbisik, #PuisiMalam, #KehidupanKota, #KeseimbanganHidup, #KontrasMalam, #PuisiIndonesia, #RenunganMalam, #DualitasManusia, #FilosofiKota, #SeniSastra

Komentar

Postingan Populer